Senin, 01 Desember 2014

Makalah Organisasi Pendidikan



BAB I
PENDAHULUAN

Keberadaan manusia tidak luput dari keanggotaan suatu organisasi. Organisasi merupakan sebuah wadah dimana orang berinteraksi untuk mencapai suatu tujuan bersama. Pemahaman organisasi ini menunjukan bahwa dimana pun dan kapanpun manusia berada,  muncul organisasi.
Konsep Dasar : Organisasi merupakan bagian yang tidak dapat terlepas dari kehidupan manusia. Setiap manusia hidup dalam sebuah organisasi.
Organisasi pada dasarnya  adalah sekumpulan manusia yang mempunyai minat dan kepentingan yang sama. Karena mempunyai minat dan kepentingan yang sama, akhirnya manusia membentuk sebuah kelompok.
Kerja sama didalam kelompok yang terikat secara formal disebut organisasi sedangkan seluruh proses kerja sama disebut administrasi. Lebih jelas lagi Administrasi adalah keseluruhan proses kerja sama antar manusia dengan didasari pertimbangan rasional dan moral, untuk mencapai tuijuan bersama.Karena itu kegiatan administrasi terjadi didalam organisasi.
Didalam Organisasi Pendidikan, komponen sekolah bekerja sama untuk mewujudkan kepentingan pendidikan . Kepentingan pendidikan yang ada merupakan sesuatu yang ingin di wujudkan. Karena itu kepentingan pendidikan yang ada kemudian melahirkan tujuan yang akan di capai yaitu keberhasilan melahirkan anak didik yang berprestasi.
I.1. Latar Belakang Makalah Organisasi Dalam Pendidikan
Penyelenggaraan pendidikan di sekolah dipandang sebagai suatu sistem “dimana komponen-komponen system itu saling ketergantungan sehingga berhubungan dan saling menentukan keberhasilan suatu sistem, kegagalan suatu sekolah diakibatkan oleh gangguan sub sistem itu. Kepala sekolah yang menjalankan kepemimpinannya harus mampu mengatasi kegagalan/hambatan sub sistem agar tercapai kesempurnaan sistem itu.
Hal ini didukung oleh pakar pendidikan Prof. Dr. Oteng Sutisna, M,Sc. Guru besar FKIP dalam bukunya “Berpikir System” terbitan 1984, hal. 76. Perkembangan Ilmu pengetahuan dan teknologi dari negara-negara maju sangat cepat, sangat cepat pula merubah pola pikir masyarakat, hal ini mengakibatkan program pendidikan dan pengajaran lebih ketinggalan bila dibandingkan dengan kebutuhan masyarakat, hal ini merupakan tantangan bagi penyelenggaraan pendidikan agar tidak statis dalam menambah wawasan dari berpikir dinamis untuk menghasilkan tamatan yang berkualitas.
Pengaruh kepemimpinan bisa diartikan, dampak akibat kebijakan dan keputusan yang dilakukan oleh seorang pimpinan dalam hal ini Kepala sekolah. Bila dalam menentukan keputusan dan kebijaksanaan salah maka akan terjadi dampak-dampak negatif yang berakibat kegagalan dalam mencapai tujuan. Bisanya muncul:
v  Konflik antar personil
v  Semangat kerja menurun
v  Disiplin kerja rendah
v  Tidak merasa memiliki dan merasa tanggung jawab bersama
v  Tidak muncul keteladanan
v  Fungsi-fungsi manajemen tidak diaplikasikan dalam kegiatan sehari-hari.
v  Iklim kerja tidak menyenangkan
v  Persoalan dan permasalahan tertutup
I.2. Rumusan Masalah
1.      Sejauh mana pentingnya organisasi dalam pendidikan/?
2.      Apa Fungsi organisai dalam pendidikan?
3.      Sepenting apakan budaya organisasi dalam pendidikan?
4.      Tujuan organisasi dalam pendidikan?
I.3. Tujuan Organisasi Pendidikan
a.       Kemampuan berpikir sistem artinya memahami bahwa suatu kesatuan yang utuh didukung oleh komponen-komponen (bagian-bagian) yang satu sama lain saling ketergantungan apabila komponen-komponen itu tidak berjalan maka tidak akan terbentuk suatu kesatuan yang utuh dalam hal ini bisa diterapkan dalam penyelenggaraan pendidikan di sekolah. Agar proses penyelenggaraan pendidikan di sekolah merupakan suatu kesatuan yang utuh maka program akan berjalan dengan lancar dan tujuan akan tercapai.
b.      Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang merupakan tantangan. Kepemimpinan suatu lembaga pendidikan merupakan wawasan yang perlu dipahami agar pengaruh pimpinan sekolah diarahkan kepada peningkatan semua tenaga kependidikan (guru tata usaha) berpikir dinamismenuju pencapaian/prestasi siswa sebagai objek pendidikan.
c.       Pengaruh pimpinan dalam melaksanakan tugasnya harus berorientasi kepada terciptanya:
Ø  Keterbukaan
Ø  Iklim kerja yang menyenangkan
Ø  Perasaan personil diakui dan dihargai atas prestasi kerjanya
Ø  Saling menunjukan keteladanan
Ø  Disiplin kerja yang optimal
Ø  Penerapan manajemen sekolah yang sempurna
d.      Adanya saling keterkaitan antara Kepala Sekolah dan komponen lainnya sehingga dapat memikul tanggungjawab secara bersama-sama.


BAB II
PEMBAHASAN MASALAH
II.1. Pengertian Organisasi Pendidikan
            Organisasin Pendidikan adalah suatu wadah yang memungkinkan komponen Pendidik untuk meraih hasil yang maksimal dalam proses belajar mengajar, sehingga dapat menghasilkan pesrta didik yang punya prestasi, dan pengelolaan Sekolah yang tertib administrasi dengan managemen yang terarah yang sebelumnya tidak dapat dicapai oleh individu secara sendiri-sendiri.
Organisasi didefinisikan secara beragam oleh beberapa ahli.variasi definisi didasarkan atas sudut pandang dan waktu ahli ketika mendefinisikan. Perkembangan organisasi dari organisasi sederhana mengarah pada pola organisasi yang komplek yang dicirikan oleh koneksitas organisasi yang tidak terbatas antara unit-unit organisasi dengan lingkungannya.Gibsonivancevic, donelly (1996) mendefinisikan organisasi sebagai “ wadah yang memungkinkan masyarakat untuk meraih hasil yang sebelumnya tidak dapat dicapai oleh individu secara sendiri-sendiri.” Definisi ini lebih menekankan pada upaya peningkatan pencapaian tujuan bersama secara efektif dan efisien melalui kordinasi antar unitorganisasi. Definisi lain mengenai organisasi dikemukakan oleh Oteng Sutisna (1993:205) “organisasi yakni mekanisme yang mempersatukan kegiatan-kegiatan untuk menyelesaikan pekerjaan-pekerjaan.” Definisi ini menekankan mekanisme kerja dalam organisasi untuk mencapai tujuan organisasi.
  1. Prof Dr. Sondang P. Siagian, mendefinisikan “organisasi ialah setiap bentuk persekutuan antara dua orang atau lebih yang bekerja bersama serta secara formal terikat dalam rangka pencapaian suatu tujuan yang telah ditentukan dalam ikatan yang mana terdapat seseorang / beberapa orang yang disebut atasan dan seorang / sekelompok orang yang disebut dengan bawahan.”
  2. Drs. Malayu S.P Hasibuan mengatakan “ organisasi ialah suatu sistem perserikatan formal, berstruktur dan terkoordinasi dari sekelompok yang bekerja sama dalam mencapai tujuan tertentu. Organisasi hanya merupakan alat dan wadah saja.”
  3. Prof. Dr. Mr Pradjudi Armosudiro mengatakan “organisasi adalah struktur pembagian kerja dan struktur tata hubungan kerja antara sekelompok orang pemegang posisi yang bekerjasama secara tertentu untuk bersama-sama mencapai tujuan tertentu.
Organisasi Dalam Pendidikan merupakan faktor yang terpenting dalam menyelenggarakan pendidikan dan pengajaran di sekolah yang keberhasilannya diukur oleh prestasi tamatan (out put), oleh karena itu dalam menjalankan kepemimpinan, harus berpikir “sistem” artinya dalam penyelenggaraan pendidikan di sekolah komponen-komponen terkait seperti: guru-guru, staff TU, Orang tua siswa/Masyarakat, Pemerintah, anak didik, dan lain-lain harus berfungsi optimal yang dipengaruhi oleh kebijakan dan kinerja pimpinan
Tantangan lembaga pendidikan (sekolah) adalah mengejar ketinggalan artinya kompetisi dalam meraih prestasi terlebih dalam menghadapi persaingan global, terutama dari Sekolah Menengah Kejuruan dimana tamatan telah memperoleh bekal pengetahuan, sikap dan keterampilan sebagai tenaga professional tingkat menengah hal ini sesuai dengan tuntunan Kurikulum SMK 2004.
Tantangan ini akan dapat teratasi bila pengaruh kepemimpinan sekolah terkonsentrasi pada pencapaian sasaran dimaksud. Pengaruh kepemimpinan Kepala Sekolah disamping mengejar ketinggalan untuk mengatasi tantangan tersebut di atas, hal-hal lain perlu diperhatikan: Ciptakan keterbukaan dalam proses penyelenggaraan pendidikan dan pengajaran. Ciptakan iklim kerja yang menyenangkan Berikan pengakuan dan penghargaan bagi personil yang berprestasi Tunjukan keteladanan Terapkan fungsi-fungsi manajemen dalam proses penyelenggaraan pendidikan sesuai dengan organisasi dalam Pendidikan, seperti: Perencanaan Pengorganisasian, Penentuan staff atas dasar kemampuan, kesanggupan dan kemauan Berikan bimbingan dan pembinaan kearah yang menuju kepada pencapaian tujuan. Adalah kontrol terhadap semua kegiatan penyimpangan sekecil apapun dapat ditemukan sehingga cepat teratasi Adakan penilaian terhadap semua program untuk mengukurkeberhasilan serta menemukan cara untuk mengatasi kegagalan.
Pada dasarnya, fungsi pengorganisasi berkenaan dengan upaya mengembangkan mata rantai hubungan-hubungan kerja (formal) dan pembagian di dalam organisasi atau lembaga. Untuk mencapai maksud ini pengorganisasian melibatkan usaha identifikasi tugas-tugas tersebut yang akan dilaksanakan, mengelompokkan tugas-tugas sehingga merupakan satuan-satuan, dan menetapkan wewenang yang diperlukan. Secara umum dapat dikatakan, melalui pengorganisasian dicoba mempertemukan pekerja tertentu dengan pekerjaan dan fasilitas kerja yang spesifik. Di lingkungan sekolah, umpamanya, setiap guru mendapat tugas yang jelas serta wewenang yang sepadan. Dia harus mengetahui fasilitas belajar-mengajar yang perlu dan dapat digunakannya.
Menurut Blau, setiap organisasi formal mengandung ciri-ciri pembagian kerja yang jelas, hierarki wewnang dan tanggung jawab, sistem aturan dan kebijakan, interaksi yang bersifat nonpribadi, penugasan yang didasarkan pada kualifikasi teknis, dan efisiensi secara teknis. Namun demikian di lingkungan lembaga pendidikan pengembangan hubungan-hubungan antar pribadi khususnya dengan siswa mutlak perlu. Kita ketahui bahwa dengan hubungan antar pribadi khususnya dengan siswa mutlak perlu. Kita ketahui bahwa dengan hubungan formal saja interaksi akan sangat terbatas dan berlangsung kaku, dan jarak sosial terlalu besar.
Terdapat beberapa teori dan perspektif mengenai organisasi, ada yang cocok sama satu sama lain, dan ada pula yang berbeda. Organisasi pada dasarnya digunakan sebagai tempat atau wadah dimana orang-orang berkumpul, bekerjasama secara rasional dan sistematis, terencana, terorganisasi, terpimpin dan terkendali, dalam memanfaatkan sumber daya (uang, material, mesin, metode, lingkungan), sarana-parasarana, data, dan lain sebagainya yang digunakan secara efisien dan efektif untuk mencapai tujuan organisasi.
Menurut para ahli terdapat beberapa pengertian organisasi sebagai berikut.
v  Stoner mengatakan bahwa organisasi adalah suatu pola hubungan-hubungan yang melalui mana orang-orang di bawah pengarahan atasan mengejar tujuan bersama.
v  James D. Mooney mengemukakan bahwa organisasi adalah bentuk setiap perserikatan manusia untuk mencapai tujuan bersama.
v  Chester I. Bernard berpendapat bahwa organisasi adalah merupakan suatu sistem aktivitas kerja sama yang dilakukan oleh dua orang atau lebih.
v  Stephen P. Robbins menyatakan bahwa Organisasi adalah kesatuan (entity) sosial yang dikoordinasikan secara sadar, dengan sebuah batasan yang relatif dapat diidentifikasi, yang bekerja atas dasar yang relatif terus menerus untuk mencapai suatu tujuan bersama atau sekelompok tujuan.
v  Sebuah organisasi dapat terbentuk karena dipengaruhi oleh beberapa aspek seperti penyatuan visi dan misi serta tujuan yang sama dengan perwujudan eksistensi sekelompok orang tersebut terhadap masyarakat. Organisasi yang dianggap baik adalah organisasi yang dapat diakui keberadaannya oleh masyarakat disekitarnya, karena memberikan kontribusi seperti; pengambilan sumber daya manusia dalam masyarakat sebagai anggota-anggotanya sehingga menekan angka pengangguran
Orang-orang yang ada di dalam suatu organisasi mempunyai suatu keterkaitan yang terus menerus. Rasa keterkaitan ini, bukan berarti keanggotaan seumur hidup. Akan tetapi sebaliknya, organisasi menghadapi perubahan yang konstan di dalam keanggotaan mereka, meskipun pada saat mereka menjadi anggota, orang-orang dalam organisasi berpartisipasi secara relatif teratur.
Organisasi garis, staff dan fungsional dilakukan dengan cara menggabungkan kebaikan dan menghilangkan keburukan dari ketiga tipe organisasi tersebut. Dengan demikian cocok untuk dipakai pada suatu organisasi yang besar dan kompleks. Pada bentuk organisasi ini dalam pembagian kerjannya mendapat perhatian yang sangat khusus. Pembagian ini didasarkan pada spesialisasi bidang yang dimilkinya masing-masing pada setiap tenaga pengajar atau karyawan. Institusi pendidikan berarti sebuah lembaga atau organisasi yang berfokus pada pengembangan pendidikan.
Kelompok yang berperan diantaranya adalah tenaga pengajar (guru, dosen), tenaga pendukung (pegawai administrasi, petugas kebersihan, dan lainnya), dan anak didik (siswa, mahasiswa). Lembaga/institusi pendidikan biasanya menggunakan struktur organisasi garis dan fungsional. Organisasi fungsional dan garis adalah bentuk organisasi dimana wewenang dari pimpinan tertinggi dilimpahkan kepada kepala bagian di bawahnya yang mempunyai keahlian tertentu serta sebagian dilimpahkan kepada pejabat fungsional yang koordinasinya tetap diserahkan kepada kepala bagian, sehingga setiap kepala bagian memiliki spesialisasi kerja dan memiliki wewenang untuk melakukan sesuatu sesuai dengan bidangnya namun wewenang tertinggi tetap dipengang oleh pucuk pimpinan.
Tetapi bentuk organisasi fungsional dan garis mempunyai kelemahan, yaitu adanya spesialisasi/pembagian kerja dapat membuat para pengajar/karyawan bosan. Contohnya, seorang guru yang telah mengajar pelajaran yang sama selama bertahun-tahun, akan membuat guru tersebut merasa bosan dengan pekerjaannya.
II.3. Aspek-Aspek Organisasi Pendidikan
Aspek- aspek organisasi pendidikan adalah komponen-komponen yang harus ada dalam organisasi pendidikan. Keberadaan komponen ini menjadi pilar dari suatu organisasi penidikan. Artinya jika salah satu komponen tidak berfungsi, maka organisasi pendidikan tidak akan berjalan sama sekali. Dalam pandangan system organisasi Pendidikan mengalami :
v  Entrophy yaitu : dimana kondisi organisasi pendidikan dalam keadaan hancur. Dalam organisasi pendidikan setidaknya memiliki 4 komponen utama yaitu :
ü  Misi adalah alasan utama keberadaan organisasi pendidikan .
ü  Visi adalah sesuatu yang ingin di capai dari penyelenggaraan Pendidikan
ü  Tujuan adalah divisi – divisi fungsional organisasi pendidikan yang menghubungkan dengan stakeholder organisasi .
ü  Objektif adalah hasil sasaran yang spesifik, terukur dan terkait dengan tujuan. Keberadaan organisasi tidak terlepas dari 4 komponen tersebut. Jika organisasi tidak memiliki sasaran yang harus dicapai oleh setiap orang dalam organisasi.

Gambar : Hubungan antara organisasi, administrasi, dan manajemen (Pidarta, 2004)

Organisasi
Administrasi
Kepala Sekolah
Wakil Kepala Sekolah

Guru


Orang Tua Siswa

Gambar diatas menunjukkan bagaimana hubungan antara organisasi, administrasi, dan manajemen. Organisasi sebagai kelompok orang yang mengikatkan diri secara formal adalah wadah yang menampung kelompok manusia. Didalam kelompok, manusia melakukan administrasi dalam bentuk kerja sama. Dan di dalam administrasi terjadi proses pengaturan. Proses pengaturan inilah disebut dengan manajemen. Manajemen yang ada didalam organisasi biasanya bertingkat dari yang terdepan sampai yanag tertinggi.
Jika disekolah adalah sebuah organisasi, maka didalam sekolah terjadi kegiatan kerja sama administrasi untuk mencapai tujuan pendidikan. Untuk mencapai tujuan pendidikan, kerja sama yang ada harus diatur sehingga semua sumber daya pendidikan bersifat harmonis, dan sinergis. Untuk itu dilakukan kegiatan pengaturan manajemen. Kepala sekolah sebagai manajer tertinggi bertugas menentukan strategi dalam mencapai tujuan pendidikan. Strategi yang ada diterjemahkan menjadi program kerja oleh semua wakil kepala sekolah sebagai manajer madya. Pelaksanaan program kerja dilakukan oleh guru dan segenap pegawai tata usaha dengan pengawasan guru senior yang ditunjuk sebagai pengawas pelaksanaan. Dengan demikian tercipta sebuah sistem organisasi yang terus bergerak mencapai tujuan. Demikianlah hubungan antara organisasi, administrasi, dan manajemen.

II.4. Membina karakter, budaya dan iklim Organisasi Dalam Pendidikan
Karakter suatu organisasi tercermin dari pola sikap dan perilaku orang-orangnya. Sikap dan perilaku organsasi yang cenderung menim-bulkan rasa senang dan puas pada fihak pelanggan-pelanggannya perlu dibina oleh pimpinan. Demikian pula budaya organisasi yang menjunjung tinggi nilai-nilai tertentu yang relevan dengan mutu yang diinginkan oleh organisasi itu juga perlu dibina. Misalnya dalam lembaga pendidikan perlu dikembangkan budaya yang menjunjung tinggi nilai-nilai belajar, kejujuran, kepelayanan, dan sebagainya. Nilai-nilai yang merupakan bagian dari budaya organisasi itu harus menjadi pedoman dalam bersikap dan berperilaku dalam organisasi. Namun demikian ka-rakter dan budaya organisasi itu hanya akan tumbuh dan berkembang bila iklim organisasi itu menunjang. Olah karena itu pimpinan juga harus selalu membina iklim organisasinya agar kon-dusif bagi tumbuh dan berkembangnya karakter dan budaya organisasi tadi. Misalnya dengan menciptakan dan melaksanakan sistem penghargaan yang mendorong orang untuk bekerja dan berprestasi lebih baik. Atau pimpinan yang selalu berusaha berperilaku sedemikian rupa hingga dapat menjadi model yang selalu dicontoh oleh orang-orang lain.

II.5. Membangun Budaya Organisasi di Sekolah
Pentingnya membangun budaya organisasi di sekolah terutama berkenaan dengan upaya pencapaian tujuan pendidikan sekolah dan peningkatan kinerja sekolah. Sebagaimana disampaikan oleh Stephen Stolp (1994) tentang School Culture yang dipublikasikan dalam ERIC Digest, dari beberapa hasil studi menunjukkan bahwa budaya organisasi di sekolah berkorelasi dengan peningkatan motivasi dan prestasi belajar siswa serta kepuasan kerja dan produktivitas guru. Begitu juga, studi yang dilakukan Leslie J. Fyans, Jr. dan Martin L. Maehr tentang pengaruh dari lima dimensi budaya organisasi di sekolah yaitu : tantangan akademik, prestasi komparatif, penghargaan terhadap prestasi, komunitas sekolah, dan persepsi tentang tujuan sekolah menunjukkan survey terhadap 16310 siswa tingkat empat, enam, delapan dan sepuluh dari 820 sekolah umum di Illinois, mereka lebih termotivasi dalam belajarnya dengan melalui budaya organisasi di sekolah yang kuat. Sementara itu, studi yang dilakukan, Jerry L. Thacker and William D. McInerney terhadap skor tes siswa sekolah dasar menunjukkan adanya pengaruh budaya organisasi di sekolah terhadap prestasi siswa. Studi yang dilakukannya memfokuskan tentang new mission statement, goals based on outcomes for students, curriculum alignment corresponding with those goals, staff development, and building level decision-making. Budaya organisasi di sekolah juga memiliki korelasi dengan sikap guru dalam bekerja. Studi yang dilakukan Yin Cheong Cheng membuktikan bahwa “ stronger school cultures had better motivated teachers. In an environment with strong organizational ideology, shared participation, charismatic leadership, and intimacy, teachers experienced higher job satisfaction and increased productivity”.
Upaya untuk mengembangkan budaya organisasi di sekolah terutama berkenaan tugas kepala sekolah selaku leader dan manajer di sekolah. Dalam hal ini, kepala sekolah hendaknya mampu melihat lingkungan sekolahnya secara holistik, sehingga diperoleh kerangka kerja yang lebih luas guna memahami masalah-masalah yang sulit dan hubungan-hubungan yang kompleks di sekolahnya. Melalui pendalaman pemahamannya tentang budaya organisasi di sekolah, maka ia akan lebih baik lagi dalam memberikan penajaman tentang nilai, keyakinan dan sikap yang penting guna meningkatkan stabilitas dan pemeliharaan lingkungan belajarnya.

II.6. Jenis- Jenis Organisasi
Perkembangan kajian organisasi diawali dari kajian organisasi sebagai organisasi formal, yaitu organisasi yang didesain untuk mencapai tujuan bersama. Perkembangan ini terus berlangsung dan berbagai studi keorganisasian terus dilakukan.
a.       Organisasi Formal
 Organisasi formal adalah organisasi yang dicirikan oleh struktur organisasi. Keadaan struktur organisasi adalah yang membedakan organisasi formal dan informal.
b.      Organisasi Informal interaksi antara organisasi formal pasti akan menghasilkan sebuah hubungan yang tidak saja hubungan structural, terlebih pada organisasi persekolahan, dimana kekeluargaan menjadi salah satu landasan prilakunya.keberadaan organisasi informal dapat dilihat dari 3 karakteristik, yaitu norma prilaku, tekanan untuk menyesuiakan diri, hasil yang sebelumnya tidak dapat dicapai olehindividu secara sendiri-sendiri.dan kepemimpinan informal. Norma prilaku adalah standar prilaku yang diharapkan menjadi prilaku bersama yangditetapkan oleh kelompokdalam kesepakatan social , sehingga sangsinya pun sangsisocial. Tekanan untuk menyesuaikan diri akan muncul apabila seseorang akan bergabungdengan suatu kelompok informal. Menggabungkan diri dengan suatu kelompok tidak sekedar menggabungkan diri secara fisik dalam kumpulan, tetapi melibatkan sosio-emosional individu-individu dalam organisasi informal tersebut. Kepemimpinan infogrmal merupakan salah satu komponen yang kuat dalam mempersatukan orang-orang didalam organisasi, bahkan memungkinkan melebihi pengaruh pemimpin organisasi formal.

II.7. Dimensi Struktur Organisasi
Dalam kacamata para ahli organisasi, dimensi struktur organisasi memiliki keragaman pandangan, bahkan dikatakan tidak ada kesepakatan umum diantar para teoritikus mengenai apa yang diartikan sebagai struktur organisasi. Dalam konteks itu robin mengemukakan tiga komponen yang menjadi dimensi struktur organisasi, yaitu kompleksifitas, formalisasi , dan sentralisasi

a.       Kompleksitas
Kompleksitas adalah tingkatan diferenesasi(perbedaan) yang ada didalam sebuahorganisasi. Diferensasi dapat dilihat secara horizontal, vertical dan spasial.
Ø  Diferensiasi horizontal adalah perbedaan antara unit-unit berrdasarkan orientasipara anggotanya, sifat dari tugas yang mereka laksanakan, tingkatan pendidikan, danpelatihan Pegawai.
Ø  Diferensiasi vertical adalah pembedaan yang didasarkan pada kedalamanstruktur. Makin banyak tingkatan yang ada diantara top manageman dan tingkatan hirarkiyang paling rendah, makin besar pula potensi terjaduinya gangguan dalam komunikasidan semakin sulit melakukan komunikasi dan semakin sulit mengkordinasi pengambilan keputusan dari pegaeai manajerial.
Ø  Diferensiasi spasial adalah pembeda yang didasarkan pada kondisi geografis,yakni sejauh mana lokasi tempat produksi,personalia dan kantor pusat tersebar secarageografis.

b.      Formalisasi
Formalisasi adalah tingkat sejauh mana pekerjaan didalam organisasidistandarkan. Konsekuensinya adalah pemegang pekerjaan hanya mempunyai sedikitkebebasan mengenai apa yang harus dikerjakan,bilamana mengerjakanya, dan bagaimanaharus mengerjakannya. Formalisasi sebaiknya tertulis agar dapat memberikan kekutanpada pengarahan prilaku pegawai
Ø  Sentralisasi adalah tingkat dimana pengambilan keputusan dikonsentrasikan padasuatu titik tunggal dalam organisasi. Konsenterasi keputusan tertinggi adalah sentralisasiyang tinggi, sedangkan konsentrasi keputusan yang rendah adalahdesentralisasi.Desentralisasi mengurangi kemungkinan terjadinya beban informasi ysng berlebihan,memberi tanggapan yang cepat terhadap informasi yang baru, memberi masukan yanglebih banyak bagi sebuah keputusan, mendorong terjadinya motivasi, dan merupakansebuah alat potensial untuk melatih para manajer dalam mengembangkan pertimbanganyang baik
Ø  Desain Organisasi didasarkan apada elemen-elemen umum dalam organisasi. Adalima elemen umum dalam sebuah organisasi menurut mintzeberg , yaitu:
                                i.            The operating core : Para pegawai yang melaksanakan pekerjaan dasar yangberhubungan dengan produksi dari produk dan jasa. Dalam organisasi sekolahpegawai ini adalah guru.
                              ii.            The strategic apex : Manajer tingkat puncak yang diberi tanggung jawabkeseluruhan untuk setiap organisasi. Pada organisasi sekolah orang ini adalahkepala sekolah.
                            iii.            The middle line : Para manajer yang menjadi penghubung operating core dalamstrategic apex. Dalam konteks perguruantinggi orang –orang ini adalh para dekan yang bertugas memfaselitasi strategic apex untuk mengimplementasi pada level jurusan.
                            iv.            The tecno structur : Para analis yang bertanggunmg jawab untuk melaksanakanbentuk standariaasi tertentu dalam organisasi. Dalam konteks organisasipendidikan di Indonesia , masih jarang sekolah yang memiliki tenaga ini.
                              v.            The suupot staf : Orang – orang yang mengisi unit staf, yang memberi jasa tidak langsung kepada organisasi. Disekolahan staf dikenal sebagai tenagaadministrativ sekolah

II.8. Tujuan Organisasi Pendidikan
Ialah hal-hal yang perlu dicapai oleh organisasi pendidikan dalam jangka panjang dan jangka pendek agar memungkinkan orang-orang dalam organisasi pendidikan tersebut memenuhi misinya dan mewujudkan visi pendidikan. Tujuan-tujuan organisasi pendidikan itu perlu dirumuskan secara kongkrit dan jelas. Sehingga tujuan pendidikan dapat tercapai dengan penuh dedikasi dan dapat dipertanggung jawabkan.


BAB III
KESIMPULAN


Dari penulisan ringkas di atas dengan melihat latar belakang dan pembahasan masalah, maka dapat diambil kesipulan sebagai berikut:
Ø  Organisasi dalam Pendidikan sangat dibutuhkan sekali untuk membangun dunia pendidikan yang lebih maju dan berkualitas. Selain itu juga untuk meningkatkan kinerja dan propesionalisme dikalangan pendidik untuk meningkatkan kualitas peserta didik.
Ø  Organisasi dalam Pendidikan sangat mutlak sekali diperlukan untuk meningkatkan system managemen pendidikan yang lebih maju sesuai dengan perkembangan IPTEK.
Ø  Bahwa tujuannya antara lain adalah menyiapkan peserta didik menjadi anggota masyaraat yang memiliki kemampuan akademik dan/atau profesional yang dapat menerapkan, mengembangkan, memperkya khanazah ilmu pengetahuan, teknologi, kesenian, serta mengupayakan penggunaannya untuk meningkatkan taraf kehidupan masyarakat dan memperkaya kebudayaan nasional.
Ø  Budaya organisasi di lembaga pendidikan adalah pemaknaan bersama seluruh anggota organisasi di suatu lembaga pendidikan yang berkaitan dengan nilai, keyakinan, tradisi dan cara berpikir unik yang dianutnya dan tampak dalam perilaku mereka, sehingga membedakan antara lembaga pendidikan dengan lembaga pendidikan lainnya.
Ø  Perekat organisasi pendidikan adalah kepercayaan pimpinan kepada bawahan, keakraban/kebersamaan, dan kejujuran dan tanggung jawab. 

PENUTUP

Sebagai kegiatan yang sistematis, setiap elemen yang membentuk organisasi diatas harus berinteraksi dan membentuk satu kesatuan yang integral. Sebuah sistem tidak bisa berfungsi dengan baik jika elemen-elemen yang ada tidak terintegrasi melalui interaksi yang baik. Misalnya, manusia yang ada tidak memiliki kejelasan tentang tujuan yang akan dicapainaya. Tentu hal ini akan menyebabkan kerancuan kegiatan sehingga alih-alih terjadi efektifitas dan efisiensi pencapaian tujuan, malah akan menyebabkan pemborosan dan rintangan dalam pencapaian tujuan. Jika manusia yang ada dalam kegiatan kerja sama tidak menjalankan peran dengan baik, maka hal ini akan menghambat pekerjaan pihak lain yang ada didalam organisasi. Inilah ciri sistemik dalam kegiatan kerja sama yang kita sebut administrasi. Sederhananya administrasi adalah upaya membentuk kerja sama yang sistematis dalam upaya pencapaian tujuan.
Dan untuk  mencapai kerja sama yang harmoni dan sinergis, dibutuhkan sistem pengatur yang pada intinya terdiri dari aturan-aturan dan pengatur pihak yang menjalankan dan menegakkan aturan. Aturan berisi sejumlah keharusan dan larangan yang harus di taati dalam hubungan kerja sama. Aturan dalam konteks organisasi, berbentuk kebijakan-kebijakan, penentuan tata kerja, dan tata tertib yang harus dipatuhi oleh anggota organisasi. Sedangkan pengatur merupakan pihak yang bertanggung jawab terhadap tegaknya peraturan.










Tidak ada komentar:

Posting Komentar